Jul 19, 2019

[BOOK REVIEW] Born to Win, Karya Promod Brata
Born to win
Buku Born to Win
yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia
Bismillah. Ini pengalaman pertama saya mereview buku. Selama ini suka dilepas begitu saja ketika telah menghabiskan satu buku bacaan, tanpa mereview ataupun membuat nota khusus di buku catatan terhadap bagian-bagian yang penting. Terkecuali hanya coretan-coretan di pinggir buku sebagai pengingat bahwa ada bahagian penting di situ.

Alhamdulillah dalam minggu ini saya berkesempatan membaca buku motivasi yang sangat bergizi, yaitu buku "Born to win" hasil goresan tangan Promod Brata.

Buku yang sarat dengan pesan-pesan penting dan filosofi-filosofi emas sebagai solve problem nya kehidupan sehari-hari. Dan yang terpenting cara penyampaiannya sangat sederhana sehingga mudah diserap oleh siapapun.

Baik, mari kita mengulik harta karun apa saja yang dikandung buku ini.

Born to Win

Judul asli: Born to Win (How a positive attitude can bring amazing results in your life!)
Penulis: Promod Batra, MBA
Judul terjemahan: Born to Win; Lahir Menjadi Pemenang (Bagaimana sikap positif dapat memberikan hasil menakjubkan dalam hidup Anda!)
Alih bahasa: Gianto Widianto
Tebal: 134 halaman
Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer
Tahun: Cetakan Kesembilan, Agustus 2005

Dunia saya betul-betul teralihkan ketika membaca buku ini. Halaman demi halaman yang terserap serasa seperti menyentil diri ini yang masih suka keteteran dalam banyak hal.

Born to Win
Ini buku aslinya "Born to Win"
Pada bab pendahuluan Promod Brata memulai dengan ajakan untuk berpikir positif. Kita adalah tuan bagi diri kita. Mau dibawa kemana jiwa kita, tergantung kita sendiri.

Ketika menghadapi suatu permasalahan pelik sekalipun, posisikan suasana hati dalam keadaan positif maka permasalahan akan terselesaikan dengan efektif. Hati-hati! Kita dapat menjadi teman baik ataupun musuh bagi diri kita sendiri.

Bandingkan diri dengan diri sendiri
bukan dengan orang lain
Selanjutnya bahasan demi bahasan dijabarkan dengan begitu menarik dan mudah dimengerti. Sebenarnya kalau direnungkan setiap pembahasannya tak jauh dari nasehat-nasehat yang terkandung dalam kalam ilahi al-Quranul Karim.

Tentang berpikir positif, manajemen waktu, bahagia, ceria, optimis, muhasabah diri, bersyukur, ikhtiar, tegas, memaafkan, tak mendendam, tidak gengsi untuk meminta maaf, ringan mengucap kata terima kasih, tenang, sederhana, bijak dan nasehat-nasehat lainnya yang membangun nilai kepribadian jiwa.

Seakan Promod Broto sangat memahami seluk beluk kejiwaan manusia. Terlihat jelas dari caranya mendeskripsikan sebuah permasalahan dan memformulasikannya menjadi layaknya sebuah pil yang manjur menyembuhkan.

Salah satu bahasan yang mencubit saya.
Lupakan penghinaan orang. Nakhodai diri menjadi lebih baik. 
Ia mampu menyadarkan pembacanya bahwa mereka bukan budak tapi tuan yang menentukan nasibnya ke depan. Tentunya dengan manajemen waktu yang tepat, usaha yang kuat, doa dan syukur.

"Born to win" adalah sebuah buku yang mengingatkan kita bahwa manusia terlahir bukan untuk menjadi pecundang. Dengan segala potensi yang dipunyai manusia, ia layak dan mesti menjadi pemenang.

Rubahlah diri sendiri terlebih dahulu sebelum merubah orang lain
Ini buku sangat tepat menyandang predikat best seller. Bukan abal-abal asal terbit. Meskipun sederhana tapi pembahasannya mendalam dan sangat menginspirasi.

Seluruh isinya adalah vitamin pembangkit daya juang bagi para pembacanya.

Jul 7, 2019

Me and My Dream
Cita-cita saya

Assalamu'alaikum ( بسم الله الرحمن الرحيم )

Pertama sekali saya ingin mengucapkan "SELAMAT DATANG UNTUK KAWAN-KAWAN BLOGGERKU DAN SIAPAPUN YANG KEBETULAN SEDANG MEMBUKA PAGE INI" Semoga betah dan tidak membosankan, maklum masih newbie.

"Eh, blog ini kan sudah dari 2014, kok newbie sih?" barangkali ada yang penasaran mau nanya begitu ya.

Memang blog ini sudah berumur 5 tahun, tapi sang admin blog alias diriku masih sangat buta dengan dunia tulis-menulis apalagi dengan kancah perbloggeran. Istilah-istilah dunia blogger itu bikin saya pusing tujuh keliling hehe.

Semangat ngeblog pun masih angin-anginan. Kalau kata orang Aceh suum-suum ek manok. Alias cuma semangat yang menggebu-gebunya itu di awal saja.

Awal mula saya terjun ke dunia blogger karena penasaran, sehingga terdesak untuk mengotak-atik sendiri dari membuat email, akun G+ (google Plus) dan kemudian menciptakan blog ini hingga mencoba untuk mendesain sendiri blognya berbekal dari ilmu-ilmu yang tersebar di google. (Cerita tentang permulaan ngeblog sudah saya posting di sini)

Meskipun sebelumnya di tahun 2012 saya pernah membuat blog juga di wordpress tapi yaa itu, masalah yang sama terulang lagi di blog ini, yakni jarang sekali update, bahkan bisa dibilang nganggur hehe.

Ok intronya saya rasa sudah cukup panjang ya. Kitaa kembali ke inti tema yaitu berupa tantangan dari sesama teman blogger untuk menulis tentang "AKU".

Baik, teman-teman boleh memanggilku dengan nama Meri, Kak Meri, Mbak Meri, Bunda Meri dan lain sebagainya😊

Saya adalah ibu rumah tangga yang sedang dan terus ingin menapaki tangga-tangga kehidupan yang berliku demi menjadi pribadi yang dicintai oleh Sang Maha Kuasa Allah 'Azza wa Jalla.

Meri kecil seorang yang sangat lasak dan periang walaupun minim bicara. Hari-harinya selalu penuh dengan kegiatan sekolah, ngaji dan juga bermain. Zaman jadul yang tanpa gadget, kalau main pasti melibatkan seluruh indra dengan alam luas.

Cita-citaku semenjak kecil adalah ingin menjadi dokter dan pengusaha sukses. Dan itu bukan sekadar asal keluar dari mulut saat ditanya, "Meri cita-citanya apa?"

Karena pada kenyataannya dari semenjak Sekolah Dasar, saya memang suka menghafal istilah-istilah kedokteran (sampai sekarang pun masih, tapi beralih ke ramuan-ramuan herbal alami).

Semenjak kecil saya juga sudah suka berdagang. Dengan senang hati, setiap hari saya membantu paman di toko kelontongnya sepulang dari sekolah.

Setamat dari Madrasah Aliah (MAN) tahun 1997 saya pun mencoba keberuntungan untuk mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi dan dokter umum menjadi pilihan utama saya, sedangkan pilihan ke dua adalah arsitek. Karena saya juga menyukai bidang arsitek.

Hari berlalu, waktu pengumuman pun tiba. Ya Allah waktu itu ingin rasanya saya bersujud lama karena saking senangnya. Saya lulus di kedokteran.

Ayah juga sebenarnya sangat senang. Tapi pada keesokannya tanpa sengaja saya mendengar musyawarah antara mamak dengan ayah. Jelas di pembicaraan keduanya mereka sangat mendukung saya kuliah di kedokteran. Namun ketika pembahasan sudah masuk di masalah dana, ada gurat-gurat kegelisahan di kening keduanya.

Terus terang pada saat itu dua kakak saya juga sedang kuliah (yang satu di politeknik, dan satu lagi kuliah di fakultas ekonomi) dan full dibiayai oleh orang tua. Sedangkan tiga adik juga sedang sekolah di jenjang yang berbeda. Tentu untuk semua itu biayanya tidak sedikit. Kalau ditambah lagi dengan biaya kuliah kedokteran saya nanti. Subhanallah bisa dibayangkan berapa dana yang harus dikeluarkan per-semester untuk kami semua. Walaupun rezeki adalah hak Allah. Tapi saya sadar diri karena Ayah hanya mengandalkan rezeki dari satu rumah makan.

Akhirnya setelah merenung sepanjang malam, saya mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dan tidak ingin mendaftar ulang di fakultas kedokteran.

Saya sampaikan maksud tersebut ke ayah dengan hati-hati. Walaupun pada awalnya ayah tidak setuju dan tetap bilang "insyaallah dana ada". Tapi saya tetap mengatakan ke ayah kalau saya bisa mendaftar kuliah di kampus lain tahun depan yaitu IAIN Ar-Raniry.

Walhasil saya menganggur setahun dan rupanya rencana Allah memang lebih baik. Pada saat itu saya full waktu bersama keluarga dan bisa belajar memasak langsung dari mamak. (Karena sebelumnya saat tsanawiyah saya mondok di pesantren dan juga sibuk dengan beberapa kursus saat MAN. Hingga jarang membantu kegiatan di dapur.

Faedah belajar memasak ini sangat terasa ketika saya memutuskan berkeluarga pada tahun 2001.

Tahun 1998 saya pun mendaftar di IAIN Ar-Raniry dengan pilihan utama tarbiyah (pendidikan) Bahasa Arab. Dan alhamdulillah lulus. Resmilah saya menjadi anak TBA (Tarbiyyah Bahasa Arab) leting 1998.

Di semester 5 pada tahun 2001 akhirnya saya menikah dengan salah satu pengajar di kampus.

Ada syarat dari ayah waktu itu. Boleh menikah asal mau berjanji menyelesaikan kuliah tepat waktu. Alhamdulillah janji itu lunas. Saya diwisuda tahun 2002 menjadi sarjana pendidikan. Pas 4 tahun masa kuliah seperti yang ayah pinta.

Setelah itu banyak lika liku kehidupan yang kami jajaki. Semua warna menghiasi, dari kelabu hingga cerah. Cobaan, pelajaran hidup, nikmat, pahit, manis dan anugerah-Nya terus bergulir menyelimuti.

Ada banyak ranjau memang di setapak cita dan asa. Siapapun kita, pasti akan menghadapi ujian dalam mencapai mimpi yang telah kita ukir. Tapi jangan berkecil hati. Berapa kali pun kita jatuh, bangunlah lagi. Jatuh lagi, bangun lagi. Banyak jalan agar kita bisa memeluk mimpi. Usah risau dengan usia. Selama hayat masih dikandung badan bermimpilah. (Menghibur diri ini ceritanya hihihi)

Mimpi saya ke depan, ingin sekali melakukan sesuatu yang berarti (rahasia😊) untuk diri dan keluarga besar. Semoga Allah ridhai dan menjadi amal jariah yang dapat memberatkan timbangan kebaikan saya di kehidupan baru nanti.

Semoga Allah mudahkan dan akan terwujud semua mimpi-mimpi kita ya teman-teman.
Itulah secuil perkenalan saya. Mohon maaf bila ada yang tidak berkenan.

Apr 11, 2019

Ngeblog. Wadah untuk Melatih Daya Literasi
Hah ngeblog?! (Dengan mulut sedikit menganga dan mata agak membulat). Begitulah ekspresiku saat menanggapi ajakan seorang teman untuk ngeblog beberapa tahun silam. Mau ngeblog bagaimana! Cara buat blog saja nggak ngerti. Tapi dasar memang kawan itu orangnya pantang menyerah. Kalau sudah berkeinginan sesuatu mesti terlaksana.

Nah saat itulah keluar rayuan mautnya. "Eh Mer, dengan blogging kita punya website sendiri dan bisa bebas menuangkan ide apa saja di sana. Kamu kan suka masak dan ingin mengupgrade kuliner Aceh, bisa tuh tulisan blogmu nanti akan ikut berpartisipasi dalam melestarikan kulineri aceh".

Akhirnya setelah merenung beberapa hari. "Betul juga ya, intinya berbagi itu indah. Nah dengan mengucapkan bismillah, insyaallah tekad ngeblog sudah tertanam di dada". Walaupun pada saat itu pikiran mengambang dan belum terpikir apa yang perlu dilakukan pertama sekali saat mau memulai blogging. Betul-betul belum ada gambaran.

"Memangnya ngeblog itu asik ya?" Pertanyaan yang terasa konyol ini meluncur begitu saja ketika itu.

Beranjak dari rasa penasaran itulah, akhirnya saya menjelajahi belantara pencarian google. Mengamati secara bertahap tentang dunia perbloggeran, hingga mencoba untuk membuat blog sendiri secara otodidak. Tapi masih tahap anak bawang sih. Buktinya sampai sekarang masih begini-begini saja. Nggak ada perkembangan.

Meskipun begitu, ada keinginan yang mendalam dari lubuk hatiku agar lebih mampu memahami seluk beluk dunia blogging ini dengan tujuan untuk membagi konten-konten yang bermanfaat kepada orang banyak sekaligus sebagai pengingat, nasehat dan ilmu untuk diri yang masih faqir ini.

Sebagaimana percakapan dengan kawanku di atas. Pada awalnya sih saya ingin berbagi tentang dunia masak-memasak, tips kewanitaan dan adat istiadat daerah-daerah di Indonesia, terkhusus daerah Aceh tanah kelahiranku. Tetapi pada kenyataannya blogku sampai hari ini masih jalan di tempat hehe.

Dan hari ini saya kembali singgah di sini bermanja dengan secuil aksara sederhana. Entah akan menetap atau hanya persinggahan sementara, kita lihat saja nanti hehe. Walaupun sejujurnya ingin betah terus menulis untuk melatih daya nalar, imajinasi dan sekaligus menambah wawasan.

Waktu terus berlalu. Hasil dari stalking dan pengamatan yang seadanya. Ternyata perkembangan belantara dunia maya dewasa ini sangatlah pesat. Ilmu dalam berbagai bidang, fashion, petuah, nasehat dan lain sebagainya sangatlah mudah kita dapatkan di media sosial. Tapi tidak sedikit pula yang membibitkan kekejian dan kekejaman dalam opini mereka, yang berpeluang terciptanya ketimpangan moral para generasi milenial. Contoh paling banyak adalah gaya hidup amoral yang melanggar norma syariat dan adat istiadat malah dielu-elukan sedemikian rupa.

Akumulasi aksara-aksara yang berbisa itu sungguh sangat berbahaya. Makanya diperlukan kehadiran pahlawan-pahlawan aksara yang ter-educated untuk menghalau marabahaya tersebut di kancah persilatan dunia literasi ini.

Saya optimis tentang kehadiran orang-orang yang sadar literasi positif tersebut dapat mengimbangi ketimpangan dunia maya dewasa ini.

Itulah alasannya kenapa orang-orang positif harus mahir mengukir aksara guna memperkaya konten blog-blog ataupun sebagai penghias dinding-dinding media sosial pada umumnya sebagai pengimbangan terhadap informasi-informasi negatif yang kian menguasai media.

Dan saya harus belajar lebih giat untuk mencapai ke tahap tersebut.

Dec 26, 2017

Refleksi 13 Tahun Tsunami Aceh
Refleksi-13-Tahun-Tsunami-Aceh

Dalam kalam-Nya sudah terpatri
Yang Maha Penguasa membisiki
Bahwa dunia tidak lah hakiki
Ruh hanyalah titipan ilahi

Hari ini, 13 tahun silam
Separuh kecil bumi merintih lara nan merajam
Gema duka mengiringi retak bumi
Bergetar mengguncang ego insani

Sebak nurani renungkan diri
Langkah tertatih terkenang lagi
Sesaat para insan sadarkan diri
Bahwa hanya Allah lah penguasa hakiki

Di pagi syahdu tetiba maut datang menyambangi
Tamu yang mungkin selalu ditakuti
Karena tak pernah lafadhkan kata "permisi"

Dan hari itu kembali menjadi saksi
Ketika ratusan ribu ruh seketika kembali ke Ilahi
Terlelap di ancang garis takdir sang penguasa bumi
Yang tak terjangkau nalar insani

Semoga saudara-saudaraku mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya

(Meri Susanti Zakaria; Cairo, 26 Des 2017)

Dec 25, 2017

Bersabarlah!
Bersabarlah

Bersabarlah!
Ketika tantangan menghadang
Dan ujian menantang
Hadapi dengan tenang
Minta petunjuk dari Yang Maha Penyayang

Tak ada penyakit yang tak ada penawar
Tak ada masalah yang tak ada jalan keluar
Setiap masalah akan selalu ada solusi
Bila dihadapi dengan kejernihan hati

Bersabar dan bertawakkallah
Percaya dengan ketentuan-Nya
Karena rancangan dan impian manusia tak selamanya indah
Di atas rencana manusia
Ada rencana Allah yang paling sempurna
Apapun ketetapan-Nya, terimalah!
Bersyukurlah!
Dan senantiasa giatkan ikhtiar dalam tawakkal
Untuk mencapai impian yang tertunda
Dan kehidupan yang berkah

(Meri Susanti Zakaria: Cairo, 25 Des 2017)

Dec 23, 2017

Husnudzan
Husnudzan-berprasangka baik

Berkatalah yang baik atau diam

Mulia jiwa, mulia kata
Ukhuwah terjaga
Husnudzan sudah semestinya
Jangan beri ruang prasangka mengotori sukma

Hidup hanya sementara
Beramal baik  tujuan utama
Jangan mencipta cela prahara
Tepis sensitif rasa

Selami kemajemukan dunia
Dengan senyum merona
Dan berlapang dada
Bahkan sekali-kali dengan tetesan air mata
Tak mengapa,
Karena di situlah seni hidup bermuara

Tawa dan air mata
Adalah pupuk kehidupan manusia
Tapi tidak dengan prasangka
Karena prasangka adalah sumbu yang membakar segala tatanan kehidupan semesta

(Meri Susanti Zakaria: Cairo, 23 Des 2017)

Apr 22, 2017

Merindukan Keasrian Semesta, Bumi Hijau Nan Subur
Merindukan-Keasrian-Semesta-Bumi-Hijau-Nan-Subur

Dalam hening nafas terhela
Nanar menatap cakrawala
Oh semesta raya
Ku iri dengan tegarmu
Inginku sepertimu

Yang tegap seakan tak pernah lara
Selalu memberi dengan sukarela
Nadimu senantiasa berdenyut ria
Walau kerap si jahil rakus mengusikmu

Merontoki mahkota indah mu
bahkan membumi hanguskanmu tanpa iba
Merusak asrimu yang telah tertata
Hanya demi memuluskan ancang para kacung kapitalis yang tak berkalbu

Ku tahu sebenarnya kau menangis pilu
Menyesalkan tingkah polah manusia-manusia culas itu
Ku bahkan bisa merekam gelagatmu
Ingin kau benamkan mereka semua

Tapi sekali lagi ku akui tegarmu
Bajamu memasung naluriku
Bebanmu membanting sabarku
Saat kau biarkan saja manusia picik itu menyakitimu
Bahkan kau berikan mereka berteduh nyaman di pangkuanmu

Oooh dalam renung ku mencoba reka
Mungkin kau ingin menunggu dan melihat mereka sadar akan arti mensyukuri dan menjaga keasrian semesta
Atau kau sengaja ingin mengulur waktu agar mereka bisa merasakan akibat dari polah biadab mereka sendiri

Entahlah!!! Namun dalam diam ku tulus mendoakan agar mereka sadar dan memiliki sifat peka
Untuk selalu menjaga bumi anugerah ilahi
Karena bumi hijau nan lestari adalah dambaan insan semesta
Yang menebarkan udara bersih dan sehat ke setiap penjuru semesta

Semoga ini bukan mimpi belaka
Ku ingin melihatmu kembali tersenyum ria
Bumiku yang hijau nan asri

**Meri Susanti Zakari, Cairo, 22 april 2017**

Sebenarnya tadi sedang suntuk berat yang akhirnya menggerakkan tangan untuk membolak-balikkan coretan-coretan tangan lama ala diary saya, dibaca halaman demi halaman ternyata mengasyikkan juga.

Eh tiba-tiba dipertengahan jumpa tulisan ini yang saya tulis ketika marak kebakaran hutan dulu.

Nah karena kebetulan hari ini tanggal 22 april yang konon merupakan "hari bumi sedunia", jadi cocoklah diupdate saja, meski sebetulnya saya tidak begitu tertarik dengan berbagai macam seremonial dan selebrasi, karena pegangan saya tentang menghargai, mencintai dan berbagai bentuk penghargaan lainnya seharusnya sepanjang masa, tidak perlu ada hari-hari khusus yang menyekatnya.

Akan tetapi untuk momen-momen tertentu seperti 'hari bumi' ini, saya rasa tidak mengapa dirayakan karena selain bisa sebagai tonggak start bagi generasi muda untuk kembali mengingat hakikat alam jagat raya juga sebagai momentum rehabilitasi alam yang sifatnya berkesinambungan.

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Semua goresan yang ada di blog ini, terutama sekali saya tujukan untuk diri saya pribadi guna muhasabah, pengingat dan nasehat bagi diri sendiri selaku hamba-Nya yang masih banyak kekurangan dan alpha dalam berbagai peranan kehidupan, baik sebagai isteri, anak, ibu dari anakku dan juga teman dari sahabat-sahabatku.
Mohon kerelaan untuk mengoreksi bila menemukan kekeliruan dalam tulisan blog ini karena saya masih belajar dan terus belajar.
_
**(Wassalam)**_